Pondok Pesantren Nurul Qadim adalah peninggalan
yang paling monumental dari KH. Hasyim atau yang lebih populer dikalangan
masyarakat dengan sebutan Kyai Mino, yang pada awalnya hanya sebatas langgar
angkring yang sangat sederhana, sebagaimana yang dikatakan oleh KH Nuruddin
Musyiri bahwa pada tahun 1947 dibuatlah asrama yang sederhana dan terus
dikembangkan hingga wujud Pondok Pesantren. Seperti saat sekarang ini. Dan saat
ini pondok Pesantren Nurul Qadim diasuh oleh KH. Nuruddin Musyiri dan KH. Hasan
Abdul Jalal setelah beliau menyelesaikankan pendidikanya di Pondok
Pesantren Zainul Hasan (Genggong) Lirboyo, Sarang dan Krapyak. Beliau berdua saling bahu-membahu dalam
mempertahankan dan mengembangkan Pondok Pesantren Nurul Qadim
Pada tahuin 1963 KH. Nuruddin Musyiri diambil menantu kyai Hasyim
Mino dan pada Tanggal 6 September 1963 pendidikan yang sudah lama pasif/la yahya wala yamuutu kini mulai aktif kembali. Madrasah Ibitidaiyah Nurul Hasan (nama pertama) tahun demi tahun siswanya terus bertambah sehingga lahirlah Madrasah Diniyah putri untuk memisahkan tempat belajar Putra dan Putri. Sedangkan asrama Pondok yang sudah lama tidak berfungsi pada tahun itu dipadati oleh para santri, sedikit demi sedikit santri mulai berdatangan dari desa sekitar, sebagian dari Pulau Madura dan mayoritas dari pelosok tanah Jawa. Pada waktu itu Pondok pesantren Nurul Qadim masih
bernama Pondok Pesantren Darus Salam, kemudian pada tahun 1975 Pondok Pesantren Darus Salam diganti dengan
nama "Nurul Qadim" berdasarkan istikhoroh. Pondok Pesantren Nurul Qadim
bertambah pesat perkembangannya sejak KH. Hasan Abdul Jalal juga ikut serta
dalam mengembangkan Pondok Pesantren. Dan al-hamdulillah Saat ini tahun 2012 santri Pondok
Pesantren Nurul Qadim berjumlah +1426 santri putra putri yang semuanya
bermukim di dalam komplek Pesantren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar